Jakarta – Informasi hoaks dan fitnah berpotensi menimbulkan konflik sosial dan keresahan di masyarakat.
Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) sangat mengutuk pihak-pihak yang menghalalkan segala cara untuk mengejar kekuasaan dengan bermain isu hoaks, fitnah dan adu domba.
“Kami yakin rakyat Indonesia adalah rakyat yang sangat cerdas, sudah memahami permainan jorok tersebut. Rakyat pastinya memilih yang benar-benar bekerja untuk rakyatnya,” ungkap Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, Jumat (5/10/2018).
Lebih lanjut, Willy meminta agar komitmen semua pihak untuk tidak bermain sebarkan informasi hoaks maupun cara keji lainnya. Sebab, kata dia, cara-cara tersebut sangatlah menciderai demokrasi.
“Jika dianalisa, mereka memainkan persoalan PKI, ulama dikriminalisasi, agama, dan politisasi bencana untuk menyerang pemerintah. Padahal sekarang Presiden kita Bapak Jokowi lagi fokus menanggulangi bencana gempa di Palu,” jelasnya.
Dia pun bersyukur kepada kesigapan Polri dan aktif menjaga gangguan kamtibmas yang selalu membuat gaduh dan menangkap satu persatu para provokator tersebut.
“Juara 1 hoaks di Indonesia Ratna Sarumpaet akhirnya tercyduk dan diamankan oleh Polisi, kita sebagai rakyat harus berperan aktif mendukung Polri memberantas penyebar informasi bohong,” sebut dia.
“Tegakkan supremasi hukum, serem aktor intelektual lainnya dibelakang Ratna Sarumpaet yang ikut terlibat menjadi provokator dan penyebar berita hoaks,” tegas dia.
Lebih jauh, Willy berpesan kepada publik tanah air untuk mewaspadai informasi hoaks selama masa kampanye jelang Pileg dan Pilpres 2019 ini. Semua informasi diklarifikasi untuk menghindari hoaks.
“Setiap berita harus di cek dulu kebenarannya. Dengan demikian bangsa Indonesia terhindar dari kegaduhan akibat informasi bohong,” jelasnya.
Dia menambahkan kebohongan yang diciptakan Ratna kemudian direspon dengan pernyataan Prabowo, Fadli Zon cs justru menciptakan kegaduhan.
“Pastinya ini menyudutkan paslon 01 yakni Jokowi karena penggiringan perspektif negatif. Hoaks adalah kejahatan luar biasa, wujudnya tidak kelihatan tapi dampaknya luar biasa. Melebihi kejahatan terorisme dan korupsi,” pungkasnya.